Langsung ke konten utama

Harapan Zilin di waktu Natal



Tuhan,

Begitu berat hidup yang kupikul. Aku tak mengerti Tuhan, kenapa orang tuaku melakukan hal ini? Apakah aku anak yang tidak di harapkan, atau anak yang tak sesuai harapan mereka?

Tuhan,

Ibuku membawaku ke yayasan, itulah terakhir ibu bersentuhan tangan denganku. Aku percaya, ketika aku masih bayi, bibirku tersenyum dan itu mungkin membuat ibu bahagia. Aku tak pernah membenci mereka terutama pada Ibuku, aku tetap bahagia karena berada di tengah orang tua angkatku dan di tengah orang – orang yang mengasihiku dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tuhan, aku berharap padaMu, semoga di Natal tahun ini, Kau ijinkan aku untuk bertemu dengan mereka.  Jikalau belum tahun ini, mungkin tahun esok atau tahun esoknya lagi. Aku tak tahu, apa rencanaMu untukku.  

Zillin selalu berharap pada Tuhan dan memohon untuk dipertemukan dengan kedua orang tuanya ketika Natal tiba. Pada waktu ia bertanya pada ibu pengasuh bagaimana ia bisa bersama dengan orang tua angkatnya, bukan dengan orang tua kandungnya, Ibu pengasuhpun menjawab “ Dulu, ibu kandungmu mengetuk pintu yayasan ini dan memberikan bayi perempuan untuk di asuh di yayasan ini. Aku tahu Nak, bagaimana rasanya perasaanmu. Tapi percayalah, ibumu memiliki maksud yang baik untuk masa depanmu. “
Seusai zilin bersama dengan orang tua angkatnya, ia diperhatikan, disayang oleh orang tua angkatnya sampai – sampai disekolahkan untuk meraih cita cita setinggi mungkin. Namun, disekolah, zilin di hina dan direndahkan oleh teman – temannya, “ DASAR ANAK  PANTI!! “. Tapi zilin, tetap tegar dan memang itulah kenyataanya. Ketika dia pulang sekolah, dia berjalan sendiri dan dia tak iri melihat teman – temannya dijemput oleh orang tuanya. Dia tetep bersyukur pada Tuhan.

Inilah hidup, terkadang naik namun sewaktu – waktu turun. Zilin sebagai anak Tuhan, selalu percaya, selalu bersandar padaNya dan yakin Mujizat masih ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS PUISI " SEPISAUPI "

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEPISAUPI Sepisau luka sepisau duri Sepikul desa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau nyanyi Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikan sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri sekeranjang diri Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisau sepisaupi Sampai pisaunya ke dalam nyanyi Oleh : Sutardji Calzoum Bahri A.     Analisis Puisi “ SEPISAUPI “.   Pendahuluan Sastra dengan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990: 218). Bahasa sebagai sistem tanda primer dan sastra dianggap sebagai sistem tanda sekunder menurut istilah Lotman (dalam Teeuw, 1984: 99). Bahasa sebagai sistem tanda primer membentuk model dunia bagi pemakainya, yakni sebagai model yang pada prinsipnya digunakan untuk mewujudkan konseptual manusia di dalam menafsirkan segala sesuatu baik di dalam maupun di luar dirinya. Selanjutnya,

Sinopsis Novel Sang Pencerah

Ahmad Dahlan adalah seorang pendiri organisasi Muhammadiyah yang penuh dengan tantangan dalam mengembangkan dan mengajarkan Agama Islam. Banyak dari pemikirannya yang ditentang keras oleh keluarga, kerabat, dan lingkungan masyarakat Kauman. Sejak kecil Dahlan memiliki pemikiran modern yang berbeda dengan saudaranya mengenai tradisi yang mengaitkan agama yang tidak masuk akal, seperti yasinan,  ruwatan, dan padusan. Baginya yang seperti itu tidak ada dalil yang mewajibkannya sehingga anggapan tentang tradisi bagi Dahlan dinilai salah kaprah. Sejak kecil Dahlan hidup dalam lingkungan pesantren yang membekalinya pengetahuan tentang agama dan bahasa Arab sehingga pada usia lima belas tahun beliau sudah menunaikan ibadah haji yang selanjutnya menuntut ilmu agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun. Bekal ilmu yang didapatnya selama di Makkah, membuatnya semakin intens dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam dunia Islam. Adanya interaksi dengan pembaharu tokoh-tokoh Islam, berpen

Cerita Anekdot : Ego Pemimpin

Di suatu negara, ada sebuah penduduk yang terbagi menjadi 2 bagian. Apa yang dimaksud? 2 bagian ini adalah bagian barat dan bagian timur. Di bagian barat, penduduk sudah mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan, di bagian timur, penduduk belum mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Suatu saat, negara tersebut sedang dipimimpin seseorang yang mementingkan kepentingan pribadi. Penduduk sebenarnya bingung, karena tidak ada musyawarah atau voting namun ada pemimpin yang dipilih secara aklamasi oleh pemimpin lama. Dan terjadilah perubahan dahsyat. Pemimpin itu merubah sistem kenegaraan dan membuat Undang – Undang sendiri. Karena pemimpin ini terlahir di wilayah bagian Barat di dalam perubahannya, pemimpin tersebut menguntungkan penduduk yang tinggal di bagian Barat. Dia sosok pemimpin yang acuh dan tidak mau mendengarkan kritikan dari penduduknya. Dia mempunyai prinsip, “ akulah pemimpin yang pandai, paling benar dan semua tindakanku tidak pernah salah “. Di