Tuhan,
Begitu
berat hidup yang kupikul. Aku tak mengerti Tuhan, kenapa orang tuaku melakukan
hal ini? Apakah aku anak yang tidak di harapkan, atau anak yang tak sesuai
harapan mereka?
Tuhan,
Ibuku
membawaku ke yayasan, itulah terakhir ibu bersentuhan tangan denganku. Aku percaya,
ketika aku masih bayi, bibirku tersenyum dan itu mungkin membuat ibu bahagia. Aku
tak pernah membenci mereka terutama pada Ibuku, aku tetap bahagia karena berada
di tengah orang tua angkatku dan di tengah orang – orang yang mengasihiku
dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tuhan, aku berharap padaMu, semoga di
Natal tahun ini, Kau ijinkan aku untuk bertemu dengan mereka. Jikalau belum tahun ini, mungkin tahun esok
atau tahun esoknya lagi. Aku tak tahu, apa rencanaMu untukku.
Zillin selalu berharap
pada Tuhan dan memohon untuk dipertemukan dengan kedua orang tuanya ketika
Natal tiba. Pada waktu ia bertanya pada ibu pengasuh bagaimana ia bisa bersama
dengan orang tua angkatnya, bukan dengan orang tua kandungnya, Ibu pengasuhpun
menjawab “ Dulu, ibu kandungmu mengetuk pintu yayasan ini dan memberikan bayi
perempuan untuk di asuh di yayasan ini. Aku tahu Nak, bagaimana rasanya
perasaanmu. Tapi percayalah, ibumu memiliki maksud yang baik untuk masa
depanmu. “
Seusai zilin bersama
dengan orang tua angkatnya, ia diperhatikan, disayang oleh orang tua angkatnya
sampai – sampai disekolahkan untuk meraih cita cita setinggi mungkin. Namun,
disekolah, zilin di hina dan direndahkan oleh teman – temannya, “ DASAR ANAK PANTI!! “. Tapi zilin, tetap tegar dan memang
itulah kenyataanya. Ketika dia pulang sekolah, dia berjalan sendiri dan dia tak
iri melihat teman – temannya dijemput oleh orang tuanya. Dia tetep bersyukur
pada Tuhan.
Inilah hidup, terkadang
naik namun sewaktu – waktu turun. Zilin sebagai anak Tuhan, selalu percaya,
selalu bersandar padaNya dan yakin Mujizat masih ada.
Komentar
Posting Komentar