Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

What Happen?

“ kenapa bisa terjadi seperti ini?, why?!?? “   itulah yang aku pikirkan ketika melihat kakakku terbaring di atas meja yang di tutup dengan selendang coklat. Malam ini adalah malam yang membuatku shock, karena ketika sore itu aku memijat punggung kakakku karena dia sakit dan tertekan batinnya setelah di tinggal anaknya untuk pergi menuju Yang Kuasa. Memang, aku telah di beri pertanda, saat aku memasak mie instan, aku memotong bawang putih dengan pisau yang kupegang dengan jari. Ketika pisau itu merobek kecil jari telunjuk ku, saat itu berlangsung kakak ku memanggilk, “ Dan ... “. Sontak aku kaget dan segera menghampirinya. Tak di sangka malam hari pukul 23.45 kakak ku kembali ke Sang Pencipta. Ku lihat raut muka keluarga dan tetanggaku yang sangat kehilangan,membuatku tidak dapat menahan air mata. Peristiwa ini seakan membuatku tertusuk oleh belati.  Ketika pukul 01.00 semua keluarga dari ayah dan ibuku mulai berkumpul dan segera menyiapkan pemakaman esok hari. Namun, sangat m

Itu Bukan dia

Malam yang penuh dengan sukacita karena kita bersama – sama dapat melaksanakan kegiatan api unggun dengan berbagai hiburan yang membuat ketawa dan gembira ria. Namun tepat pukul 12.15 telah berubah setelah adik adik tidur di bacecamp masing – masing. Mereka di bangunkan untuk mengikuti kegiatan yang menantang nyali dan mental mereka. Ketika mereka sudah berada di lapangan utama,   aku membariskan adik – adik tepat di bawah bulan Purnama yang terang dan di dukung oleh langit berawan. Suara gamelan dan sinden pun menyertai kegiatan ini dan terdengar jelas karena desa sebelah sedang melaksanakan suatu adat tertentu. Aku merasa ini adalah malam yang sangat panjang untuk adik – adik dan pengalaman pertama mereka untuk di gembleng mentalnya. Selanjutnya, ketika semua hantu gadungan, pendamping kelompok dan properti telah siap, tiba – tiba seorang perempuan berteriak keras dan suasana pun menjadi seram. Aku coba memberanikan diri mendekat dan ternyata perempuan tersebut adalah salah satu t

ANALISIS PUISI " SEPISAUPI "

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEPISAUPI Sepisau luka sepisau duri Sepikul desa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau nyanyi Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikan sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri sekeranjang diri Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisau sepisaupi Sampai pisaunya ke dalam nyanyi Oleh : Sutardji Calzoum Bahri A.     Analisis Puisi “ SEPISAUPI “.   Pendahuluan Sastra dengan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990: 218). Bahasa sebagai sistem tanda primer dan sastra dianggap sebagai sistem tanda sekunder menurut istilah Lotman (dalam Teeuw, 1984: 99). Bahasa sebagai sistem tanda primer membentuk model dunia bagi pemakainya, yakni sebagai model yang pada prinsipnya digunakan untuk mewujudkan konseptual manusia di dalam menafsirkan segala sesuatu baik di dalam maupun di luar dirinya. Selanjutnya,