Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Tak bertanggung jawab

" Bagus Dek! Kamu anak yang aktif! Dan bertanggung jawab! " " Makasih kak! " Kak. Dion selalu saja memuji Valam. Valam itu anak yang suka pamor ( suka mencari perhatian atau cari muka ). Kalau memang dia aktif dan bertanggung jawab. Kenapa dia melalaikan tugasnya sebagai Ketua kelas. Pertama sih, dia sregep. Lama - lama apa coba. Anggotanya pada ngomong sendiri malah dibiarkan. Anggotanya pada gak kumpulin tugas, dia ikut - ikut tidak kumpulin tugas. Anggotanya todak piket di diemin. Kalau ulangan, selalu kumpulin lebih awal dan dapetnya juga tidak tuntas. Valam juga sudah terkenal di kalangan guru bahwa lelaki suka ngomong. Dan percuma juga dia menasehatibtemen - temenya tapi kalau tidak bisa bertindak seperti yang ia katakan. Wali kelasnya saja sebenarnya sampai jengkel. Tapi tidak mungkin wali kelas mengungkapkan secara terbuka padanya. Kepribadian jelek itu tidak bisa ditutup tutupi. Kalau sudah menempel pada dirinya dan tidak mau merubah ke yang baik. Nanti

Duka Pagi

" Pagi yang Indah, fajar menyinari bumi dengan malunya dan embun masih membasahi rumput rumput di halaman. Begitu besar anugrah Tuhan di pagi ini. Pasti ada kabar baik. " pikir Niska Suara bel dari pengantar koran membuyarkan lamunanku tentang suasana pagi ini. Ku sapa bapak itu dengan senyuman. Lalu bapak itu berkata " Mari mbak, saya lanjut dulu ". Aku pun menjawab, " silahkan pak ". Sembariku berjalan kembali ke dalam rumah, tak sengaja ku lihat informasi yang masih hangat. Informasi itu tertulis , " Kebakaran Toko Sembako ". Karena rasa penasaran, ku baca isi berita tersebut. Ternyata! Toko itu adalah Toko milik paman Pudjo. Dan segera aku berlari memberitahukan ayah dan ibu. " Ayah! Ibu! Toko paman di Temanggung terbakar ludes! ". " Apa maksudmu, Nis? ", tanya Ibu " Toko paman terbakar. Ini di koran ada. Dan menewaskan 1 korban bersama Suprimali " " Astaga! Ayo bergegas kita ke temanggung. B

Indahnya sakit hati

Bunga yang berjatuhan, daun yang berterbangan dan angin yang berhembus membuatku semakin nyaman dengan nya saat itu. Aku hanya bersamanya selama 3 hari dalam 1 kegiatan latihan bersama. Aku tak tahu, tak ada rasa cinta. Tapi ia mencoba untuk menyatakan cintanya padaku lewat tingkahnya. Sebenarnya aku mencintainya. Tapi kejadian yang pernahku alami di masa kelam itu, membuat ku susah menghapus hal yang menyakitkan. Aku ingin mencoba membuka lembar baru untuk sejarah baru dan semua akan kumulai dengan cerita yang bahagia bersamanya. Hari terakhirpun mulai ku jalani. Berat rasanya meninggalkannya. Tapi karna waktu terus berjalan, aku tak bisa melawannya. Namun dia berkata padaku, " Jika memang kita bisa, kita akan dipertemukan oleh Tuhan ". Dan dia memberi ku sebuah kecupan dikening. Di situlah hatiku merasa percaya dialah tujuanku. 3 tahun berlalu. Ketika aku bersama teman teman akan shopping di sebuah mall. Aku melihat dia. Namun aku shock! Ternyata dia bersama seseorang y

Keluarga Bapak. Parino

Keadaan Masyarakat disuatu Negara yang tidak diketahui sangat memprihatinkan. Banyak masyarakat kalangan bawah yang belum mendapatkan kehidupan yang layak. Contoh saja Keluarga Bapak Parino. Dia bekerja sebagai pemulung yang di bantu istrinya. Gajinyapun belum cukup untuk kebutuhan seharinya, jangankan kebutuhan seharinya, untuk makan pun masih kurang. Bapak parino memiliki 3 anak yang semuanya tidak bersekolah. Kakak pertama yang berusia 15 tahun menjadi penjual surat kabar ( koran ) di pinggir jalan raya. Adiknya yang berusia 8 tahun dan 5 tahun berada dirumah dan seperti tak terawat oleh orang tuanya karena sang ayah dan ibunya berangkat pagi dan pulang kembali malam. Bapak Parino jika belum mendapatkan uang, dia tak pulang kerumah. Karena jarangnya makanan yang tersedia di rumah gubug dari kardus itu, tak jarang mereka berpuasa sampai berhari - hari. Dan apabila mereka lapar, mereka mencari sisa makanan di tempat sampah. Negeri macam apa itu? Begitu memprihatinkan. Apakah para pej

Kurang Bagus!

" Kurang bagus dek! Kamu itu anak kok ndak bisa kreatif to? " " Maaf, saya memang manusia bisa yang tidak bisa seperti yang anda harapkan. Dan jangan seenaknya anda membuang hasil karya saya. Kalau anda bisa, kenapa meminta bantuan saya kalau endingnya seperti ini. " Dari hal itulah Deka muak dengan ketua organisasi di sekolahannya. Ingin rasanya deka keluar dari organisasi itu, tapi itu namanya tidak bertanggung jawab. Deka hanya bisa merenungkan diri. Saat Acara sekolah di mulai, ketua itu memanggil dan memarahi Deka. Ia tidak tahu kenapa ketua itu memarahi Deka. Deka merasa di remehkan dan dihina, akhirnya ia melaporkan pada guru konseling. Setelah acara sekolah selesai, ketua organisasi itu dan Deka di panggil oleh Guru Konseling. Dari hal itulah, Ketua Organisasi itu semakin semena - mena terhadap Deka.

Koersi Pejabat

Terbuat dari potongan kayu Terbuat pula dari besi Tersusun dengan baik Dibalut busa halus Diukir dengan indah Sebut saja.. KURSI Kau itu… Mudah rapuh Mudah remuk Mudah pula terbakar Tetapi … kenapa? Begitu banyak kekurangan Namun tetap jadi rebutan Terkadang, Kau di rebut dengan cara haram Mereka merebut engkauKarena kekuasaan, status dan harta Jikalau hidupmu seperti itu Baiknya, kau bakar dirimu Kau musnahkan dirimu Dan jangan pernah kembali lagi Kami hidup tak tenang Karena perbuatan maksiat mereka Kami ingin kedamaian dan Kesejahteraan. Puisi Anekdot 14 November 2014 Dandi Hermawan     X Ilmu Bahasa dan Budaya