Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Cinta meninggal, Alam gila

" Hai Cinta, sudah lama kita tak bertemu. Bagaimana kabarmu? " " Apakah kamu Alam? Iya. Kabarku seperti yang kau lihat. Kamu sendiri bagaimana? " " Iya. Aku Alam. Aku juga baik. Oh iya, bagaimana kuliahmu? Sudah selesai? " " Belum. Memangnya kenapa? " " Apakah kau ingat? Terakhir kita bertemu di Stasiun. Kau mengatakan sesuatu padaku kan? " Tiba - tiba jantung Cinta terasa sakit dan nafasnya mulai tak beraturan. " Cinta.. kamu kenapa? " Belum sempat cinta menjawab ia sudah pingsan dan segera Alam membawanya ke rumah sakit. " Alam.. " " Bagaimana cinta, kau sudah siuman? Kau sudah lama tak sadarkan diri sampai 3 hari " " Alam.. Maafkan aku.. Aku tak bisa menemanimu untuk bersama - sama." " Cinta, kamu itu ngomong apa? Jangan begitu. " " Maafkan aku Alam, aku sudah lelah menghadapi hidup ini " " Jangan begitu. Ayo kita sama - sama hadapi. Aku mencintaimu dengan

Sayang Sahabat

Sejak aku duduk di bangku kelas 4 SD aku mengenalnya sebagai sahabat yang sangat menyenangkan. Aku mengenalnya ketika aku bergabung di Sekolah Minggu. Saat itu dia tipe orang yang acuh, dingin, dan dia tidak ada perasaan ingin berkenalan denganku. Namun bagaimana juga, waktu dan Tuhanlah yang mempertemukanku sehingga kami saling mengenal. Kehangatan persahabatan antara aku dengannya tak berhenti di situ, salah satu kakak pengajar menawarkan sesuatu padaku dan teman – temanku, yaitu membentuk sebuah band. Setelah kakak pengajar menguji kemampuan kami berlima, akhirnya aku terpilih menjadi vokalis. Dan temanku itu menjadi drumer. Ketika dia memainkan drum dengan wajah polosnya, sempat aku tertawa kecil dan berkata dalam hati, “ Terima Kasih Tuhan, Kau memberiku hadiah terindah daripada barang – barang yang berharga, aku bahagia, Kau pertemukanku dengannya dan bersahabat hingga detik ini “ Dari band itulah, kami berlima semakin akrab dan mengenal satu sama lain. Kemana – mana, ki

Isyarat TUHAN

Di masa seperti ini Ibu Pertiwi mengeluhkan air mata Menatap negeri ini Diterpa bencana alam Banjir, Tsunami Kebakaran, Gempa bumi Tanah longsor, Gunung   meletus, Mengukir sejarah kehidupan Dan telah menjadi kekayaan negeri ini Alhasil Terpisah dari keluarga Kehilangan harta, dan Kehilangan nyawa Semua ini adalah ulah manusia Membuat murka Yang Mahakuasa Hal inilah Sepatutnya manusia terbangun Tuhan memberikan isyarat Supaya manusia senantiasa bersyukur kepadaNya Dalam kondisi apapun jua  26 Desember 2014 Karya Dandi Hermawan X Bahasa dan Budaya

Anjing Penghalang

Ibuku melahirkanku usia 38 tahun. Sebenarnya kata dokter, usia 35 tahun keatas sudah tidak boleh melahirkan lagi. Karena sudah lansia dan takutnya akan terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan. Akhirnya, dokterpun menyarankan agar janin ini digugurkan.   Ketika itu, saat kandungan berusia 2 bulan, ibuku menuju ke sebuah dukun anak dengan niat mengugurkan kandungannya. Ditengah perjalanan, ibuku bimbang dan bertanya – tanya dalam hati pada Tuhan, “ Ya Tuhan, apa yang harusku perbuat? Apakah aku harus melakukan saran dokter atau aku harus tetap merawat jabang bayi ini? “.  Selanjutnya, karena hampir sampai di dukun anak, ibuku segera turun dari angkutan umum dan memulai berjalan menyusuri jalan setapak yang penuh dengan kubangan air. Tak kuasa, air mata menetes dan membasahi pipi. Namun tiba – tiba, di samping rumah dukun anak itu, ada seekor anjing yang sudah menatap ibuku dari kejauhan. Tak ada rasa cemas dan takut melewati anjing itu, tapi, anjing itu bangun dan berlari

Sebongkah Maksiat

Dia   bernama Sigit Pamungkas. Dia adalah anak yang memiliki ego tinggi dan teledor dimata teman - temannya. Dia juga terpilih menjadi salah satu ketua di organisasi sekolah. Entah lah, apa yang bisa di banggakan dengan anak seperti dia? Mungkin guru – guru melihat dia dari luarnya saja. Padahal, dalamnya guru – guru belum tahu. Coba saja kalau dia bisa memimpin dengan baik. 2 minggu setelah pelantikan, banyak keluhan yang di sampaikan dan ditulis lalu di masukan ke kotak saran. Para angggota, menuntut sigit untuk di turunkan dari jabatan ketua ini. Alasannya adalah sigit mulai mengkorupsi uang kas dan uang tabungan anggotanya, ia juga mencuri laptop, handphone dan kamera milik anggotanya. Semua ini menjadi bukti untuk membawa dia ke kantor Kepala Sekolah. Para anggota yakin bahwa akan diturunkan dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah. Surat panggilan untuknya dan orang tuanya telah diberikan dan tepat hari ini, dia dan orangtuanya harus mempertanggung jawabkan perilaku –

Terima Kasih Tuhan

“ Terima kasih Tuhan, Kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup di tengah keadaanku yang terbatas ini .... “ Itulah doa yang selalu ia panjatkan pada Tuhan. Keterbatasannya itu tidak menutup kemungkinan untuk Tuhan memberinya sebuah anugerah yang luar biasa. Aldianlah salah satu anak Tuhan yang di pilih untuk melayaniNya. Dia sosok lelaki yang tangguh dan Tuhan memberikannya talenta bermain musik dalam keadaan buta. Apa awalnya, Aldian lahir prematur. Setelah proses persalinan, ia di letakkan di sebuah inkubator. Sayangnya, sinar inkubator yang menyinari Aldian ini membuat matanya buta. Setelah usia 5 tahun, karena dia buta, dia diperlakukan berbeda oleh orang - orang disekitarnya, termasuk orang tuanya. Dia sering ditampar, dihina dan dimarahi dengan kata – kata yang tak pantas di dengar untuk seusianya. Kemudian, orang tuanya membawanya ke sebuah yayasasan dan meninggalkannya di tempat itu. Di yayasan tersebut, ia mulai dikenalkan dengan Tuhan Yesus. Dari hal itulah,