Langsung ke konten utama

Itu Bukan dia

Malam yang penuh dengan sukacita karena kita bersama – sama dapat melaksanakan kegiatan api unggun dengan berbagai hiburan yang membuat ketawa dan gembira ria. Namun tepat pukul 12.15 telah berubah setelah adik adik tidur di bacecamp masing – masing. Mereka di bangunkan untuk mengikuti kegiatan yang menantang nyali dan mental mereka. Ketika mereka sudah berada di lapangan utama,  aku membariskan adik – adik tepat di bawah bulan Purnama yang terang dan di dukung oleh langit berawan. Suara gamelan dan sinden pun menyertai kegiatan ini dan terdengar jelas karena desa sebelah sedang melaksanakan suatu adat tertentu. Aku merasa ini adalah malam yang sangat panjang untuk adik – adik dan pengalaman pertama mereka untuk di gembleng mentalnya. Selanjutnya, ketika semua hantu gadungan, pendamping kelompok dan properti telah siap, tiba – tiba seorang perempuan berteriak keras dan suasana pun menjadi seram. Aku coba memberanikan diri mendekat dan ternyata perempuan tersebut adalah salah satu tamu undangan yang dirasuki oleh mahluk tak kasat mata. Perempuan yang sedang dirasuki itu berlari – lari kesana kemari tak tentu arahnya dan berteriak – teriak yang membuat mentalku juga down. Pembinaku yang juga mempunyai kekuatan spiritual ikut menolong perempuan tersebut. Aku pun berlari dan menuju ke depan barisan adik – adik untuk mengalihkan pikirannya agar tidak kosong. Aku khawatir jika nanti mereka pikirannya kosong akan memudahkan mahluk gaib merasuki tubuh mereka. Aku dan teman – teman sebagai alumni sangat bingung mau bagaimana. Ingin melanjutkan kegiatan malam ini, dirasa sangat tidak mungkin. Kalau tidak di laksanakan, nanti mental adik – adik tidak terbentuk dengan baik. Semua bingung dan merasa ada yang ganjal didalam kegiatan ini.

Tahun – tahun sebelumnya, belum pernah ada kejadian seperti ini. Ini adalah pengalaman pertamaku ikut kegiatan namun ada yang kerasukan. Aku hanya berdoa dan mendoakan tempat kegiatan ini agar di jauhkan oleh hal – hal yang tidak di inginkan. Akhirnya kami semua sepakat untuk membatalkan kegiatan ini dan menyuruh adik – adik tidur kembali. Dan mulai kejadian ini, akan menjadikan titik ukur bagaimana cara menanggulangi agar tidak terjadi lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS PUISI " SEPISAUPI "

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEPISAUPI Sepisau luka sepisau duri Sepikul desa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau nyanyi Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikan sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri sekeranjang diri Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisau sepisaupi Sampai pisaunya ke dalam nyanyi Oleh : Sutardji Calzoum Bahri A.     Analisis Puisi “ SEPISAUPI “.   Pendahuluan Sastra dengan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990: 218). Bahasa sebagai sistem tanda primer dan sastra dianggap sebagai sistem tanda sekunder menurut istilah Lotman (dalam Teeuw, 1984: 99). Bahasa sebagai sistem tanda primer membentuk model dunia bagi pemakainya, yakni sebagai model yang pada prinsipnya digunakan untuk mewujudkan konseptual manusia di dalam menafsirkan segala sesuatu baik di dalam maupun di luar dirinya. Selanjutnya,

Sinopsis Novel Sang Pencerah

Ahmad Dahlan adalah seorang pendiri organisasi Muhammadiyah yang penuh dengan tantangan dalam mengembangkan dan mengajarkan Agama Islam. Banyak dari pemikirannya yang ditentang keras oleh keluarga, kerabat, dan lingkungan masyarakat Kauman. Sejak kecil Dahlan memiliki pemikiran modern yang berbeda dengan saudaranya mengenai tradisi yang mengaitkan agama yang tidak masuk akal, seperti yasinan,  ruwatan, dan padusan. Baginya yang seperti itu tidak ada dalil yang mewajibkannya sehingga anggapan tentang tradisi bagi Dahlan dinilai salah kaprah. Sejak kecil Dahlan hidup dalam lingkungan pesantren yang membekalinya pengetahuan tentang agama dan bahasa Arab sehingga pada usia lima belas tahun beliau sudah menunaikan ibadah haji yang selanjutnya menuntut ilmu agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun. Bekal ilmu yang didapatnya selama di Makkah, membuatnya semakin intens dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam dunia Islam. Adanya interaksi dengan pembaharu tokoh-tokoh Islam, berpen

Cerita Anekdot : Ego Pemimpin

Di suatu negara, ada sebuah penduduk yang terbagi menjadi 2 bagian. Apa yang dimaksud? 2 bagian ini adalah bagian barat dan bagian timur. Di bagian barat, penduduk sudah mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan, di bagian timur, penduduk belum mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Suatu saat, negara tersebut sedang dipimimpin seseorang yang mementingkan kepentingan pribadi. Penduduk sebenarnya bingung, karena tidak ada musyawarah atau voting namun ada pemimpin yang dipilih secara aklamasi oleh pemimpin lama. Dan terjadilah perubahan dahsyat. Pemimpin itu merubah sistem kenegaraan dan membuat Undang – Undang sendiri. Karena pemimpin ini terlahir di wilayah bagian Barat di dalam perubahannya, pemimpin tersebut menguntungkan penduduk yang tinggal di bagian Barat. Dia sosok pemimpin yang acuh dan tidak mau mendengarkan kritikan dari penduduknya. Dia mempunyai prinsip, “ akulah pemimpin yang pandai, paling benar dan semua tindakanku tidak pernah salah “. Di