Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

DI PINJAM TUHAN

Gemuk, putih, pintar dan pendiam itulah Andri Nur Setyawan. Dia sering di panggil Andri. Andri ini memiliki watak pendiam, karena ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Dia tidak suka bergaul dengan teman sebayanya, lebih suka menyendiri. Ada apa dengan gerangan? Yups, dia memiliki keterbatasan fisik. Dia tak memiliki jari yang utuh di tangan kanannya, hanya ada 1 ibu jari kanan yang menemaninya. Sehingga, dia harus memakai tangan kirinya untuk melakukan segala aktivitas dan tangan kanannya itu hanya sebagai pendukung saja. Suatu saat, dia berseru dalam hati saat berdoa, “ Tuhan, apa salah hambamu ini? Kau lahirkan aku dengan keterbatasan fisik seperti ini. Aku malu Tuhan dengan teman – temanku. Mereka menghinaku, merendahkanku, dan aku seperti terkucilkan di dunia ini. “. Namun, mujizat terjadi pada dirinya. Ketika dia berdoa, dia mendengarkan suara yang jelas di telinganya, “ Anakku, jangan kau berkecil hati. Aku sedang meminjam jarimu, Aku akan mengembalikan jarimu ini ke

BURUK TAPI ITU BAIK

“ Tuhan, kenapa dengan aku ini? Sepertinya aku tidak pernah punya masalah dengan BK dan aku juga tidak ada catatan pelanggaran di buku BK tapi kenapa aku masuk di kelas seperti ini? “ itulah yang selalu ku ungkapkan kepada Tuhan. Saat itu hari pertama sampai hari ketiga aku membantu jalannya MOS di SMPku. Ku lihat, namaku tertera di kelas 8 G. Aku terkejut melihat teman – teman sekelasku, dominan mereka anak – anak yang kontra dengan sekolahan, sehingga kelasku ini di pantau oleh semua guru SMP. Tidak hanya guru saja, kepala sekolah pun turun tangan dalam hal ini. Ketika pertama kali aku masuk kelas, kata kata kotor dan kelas yang berantakan itu mewarnai kelas 8G ini. Aku di sambut oleh teman – teman dengan kata – kata yang sebenarnya jika aku masukan hati membuatku menangis, dan putus asa. Tapi aku yakin, bahwa Tuhan itu akan membuat rencana yang lebih baik. Banyak hal – hal yang sampai saat ini tidak bisa di lupakan. Ketika pembelajaran, pasti ada yang masih di kantin, ada y

Aku Rapopo

“ Hufh! Jengkel aku melihat kelakuan Tya yang ganjen ma Nico “ itulah isi   hati Ira. Semakin hari, Ira merasa di singkirkan dari ingatan Nico. “ kurang apa sih aku ini? Cantik iya, pinter juga lumayan, pake jilbab lagi. Memang sih aku pendek, tapi akukan setia. Padahal mending aku lho dari pada si Tya, udah tinggi kurus, pake kacamata, sok rajin juga.“ gumam Ira.  Ketika bel istirahat berbunyi, Tya memanggil Nico, “ Nico, aku butuh bantuanmu. Tolong aku ajarain matematika soal nomor 5. “ saat Nico mendengar, dia langsung menghampiri Tya di meja paling depan.   “ Lama sekali Nico mengajari Tya, sudah duduknya berdekatan lagi. Wah! Sialan, ini perangkap Tya yang ingin Nico dekat terus dengannya. Aku akan melakukan pembalasan! “, kata hati Ira. Lalu setelah Nico selesai mengajari Tya, aku pun memanggil Nico “ Nico, sayang. Tolong ajarain aku soal nomor 5 donk! “, kemudian nico menjawab “ Sayang? Kapan kamu jadi pacarku. Sana, kamu minta bantuan Tya aja, barusan aku

Kakek Muda

“Tumben sekali rapi, mau kemana kek? “ tanya cucu kakek. Belum kakek menjawab, istri kakek pun menjawabnya dari luar kamar. “ Cu, kamu ini kok heran to, kakekmu inikan memang orangnya rapi. “ lalu, setelah nenek menjawab pertanyaan cucu, nenek menyusul cucunya di kamar kakek. Tiba – tiba nenek merasa ada yang aneh dari penampilan kakek. Biasanya si kakek ini rapinya tanpa memakai kopyah, kaca mata hitam dan sepatu. “ suamiku, sebenarnya ini kamu mau kemana? Kok tumben sekali pakai kopyah, kacamata seperti itu dan sepatu?” tanya nenek. “ ah, kamu ini ingin tahu saja urusanku! “ bentak si kakek. Lalu nenek pun menjawabnya “ kakek ini di tanya baik – baik malah jawabnya seperti itu, aku ini istrimu, dan bercerminlah kek, kamu ini sudah tua kok berlagak seperti anak muda saja. Malu sama cucu kek! “. Lalu kakek pun menghadap ke cermin dan dia menatap dari ujung rambutnya sampai ujung kakinya. Karena kritikan dari sang istri, kakek pun menjawab “ Maafkan aku sayang, aku lupa d

Ratna dan Nasibnya

Sewaktu aku dan saudaraku telah berkunjung ke GRAMEDIA, ada kabar buruk yang menimpaku dan seisi rumahku. Tak di sangka, saudaraku yang bernama Ratna itu pergi dari rumah tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya. Waktu itu, ia telah memiliki seorang teman yang usianya 20 tahun lebih tua dari ratna. Ketika itu, ratna berkenalan dengan orang ini lewat sosial media, dan ratna selalu di beri uang oleh Om ini. Karena senangnya dan seringnya di beri uang, om itu meminta suatu hal pada ratna, yaitu ratna diminta untuk menemaninya 1 malam di hotel. Jika ratna mau, om itu akan memberikan uang 500.000. Karena ratna masih muda dan mudah percaya kepada orang lain, maka ia setuju. Setelah malam minggu tiba, ia mengendap – endap keluar dari rumah lewat pintu belakang, dan om tersebut sudah menunggunya di jalan belakang. Tanpa pamitan kedua orang tua, ia langsung pergi dan menuju ke hotel. Tanpa sepengetahuan ratna, om itu hanya menyewa 1 kamar. Dan terpaksa ia tidur bersama om itu. Setelah wak