“ Hufh! Jengkel aku melihat kelakuan Tya yang ganjen ma Nico
“ itulah isi hati Ira.
Semakin hari, Ira merasa di singkirkan dari ingatan Nico.
“ kurang apa sih aku ini? Cantik iya, pinter juga lumayan,
pake jilbab lagi. Memang sih aku pendek, tapi akukan setia. Padahal mending aku
lho dari pada si Tya, udah tinggi kurus, pake kacamata, sok rajin juga.“ gumam
Ira.
Ketika bel istirahat berbunyi, Tya
memanggil Nico, “ Nico, aku butuh bantuanmu. Tolong aku ajarain matematika soal
nomor 5. “ saat Nico mendengar, dia langsung menghampiri Tya di meja paling depan.
“ Lama sekali Nico mengajari Tya, sudah duduknya berdekatan
lagi. Wah! Sialan, ini perangkap Tya yang ingin Nico dekat terus dengannya. Aku
akan melakukan pembalasan! “, kata hati Ira.
Lalu setelah Nico selesai mengajari Tya, aku pun memanggil Nico
“ Nico, sayang. Tolong ajarain aku soal nomor 5 donk! “, kemudian nico menjawab
“ Sayang? Kapan kamu jadi pacarku. Sana, kamu minta bantuan Tya aja, barusan
aku ngajarin dia nomor 5 “. Lalu Tya pun menyambung percakapanku dengan Nico,
“Ira, sini aku ajarin, kamu mau cara yang mana? “ tak lama, Ira pun menjawab “
Ndak usah, aku mau tanya ma Eka aja!. “
Rasa kecewa dan cemburu telah membara di hati Ira, tapi Ira
punya prinsip yang kuat, yaitu “ AKU RAPOPO “.
Komentar
Posting Komentar