Langsung ke konten utama

Aku Rapopo



“ Hufh! Jengkel aku melihat kelakuan Tya yang ganjen ma Nico “ itulah isi  hati Ira.
Semakin hari, Ira merasa di singkirkan dari ingatan Nico.

“ kurang apa sih aku ini? Cantik iya, pinter juga lumayan, pake jilbab lagi. Memang sih aku pendek, tapi akukan setia. Padahal mending aku lho dari pada si Tya, udah tinggi kurus, pake kacamata, sok rajin juga.“ gumam Ira. 

Ketika bel istirahat berbunyi, Tya memanggil Nico, “ Nico, aku butuh bantuanmu. Tolong aku ajarain matematika soal nomor 5. “ saat Nico mendengar, dia langsung menghampiri Tya di meja paling depan.  

“ Lama sekali Nico mengajari Tya, sudah duduknya berdekatan lagi. Wah! Sialan, ini perangkap Tya yang ingin Nico dekat terus dengannya. Aku akan melakukan pembalasan! “, kata hati Ira.

Lalu setelah Nico selesai mengajari Tya, aku pun memanggil Nico “ Nico, sayang. Tolong ajarain aku soal nomor 5 donk! “, kemudian nico menjawab “ Sayang? Kapan kamu jadi pacarku. Sana, kamu minta bantuan Tya aja, barusan aku ngajarin dia nomor 5 “. Lalu Tya pun menyambung percakapanku dengan Nico, “Ira, sini aku ajarin, kamu mau cara yang mana? “ tak lama, Ira pun menjawab “ Ndak usah, aku mau tanya ma Eka aja!. “

Rasa kecewa dan cemburu telah membara di hati Ira, tapi Ira punya prinsip yang kuat, yaitu “ AKU RAPOPO “.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS PUISI " SEPISAUPI "

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEPISAUPI Sepisau luka sepisau duri Sepikul desa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau nyanyi Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikan sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri sekeranjang diri Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisau sepisaupi Sampai pisaunya ke dalam nyanyi Oleh : Sutardji Calzoum Bahri A.     Analisis Puisi “ SEPISAUPI “.   Pendahuluan Sastra dengan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990: 218). Bahasa sebagai sistem tanda primer dan sastra dianggap sebagai sistem tanda sekunder menurut istilah Lotman (dalam Teeuw, 1984: 99). Bahasa sebagai sistem tanda primer membentuk model dunia bagi pemakainya, yakni sebagai model yang pada prinsipnya digunakan untuk mewujudkan konseptual manusia di dalam menafsirkan segala sesuatu baik di dalam maupun di luar dirinya. Selanjutnya,

Sinopsis Novel Sang Pencerah

Ahmad Dahlan adalah seorang pendiri organisasi Muhammadiyah yang penuh dengan tantangan dalam mengembangkan dan mengajarkan Agama Islam. Banyak dari pemikirannya yang ditentang keras oleh keluarga, kerabat, dan lingkungan masyarakat Kauman. Sejak kecil Dahlan memiliki pemikiran modern yang berbeda dengan saudaranya mengenai tradisi yang mengaitkan agama yang tidak masuk akal, seperti yasinan,  ruwatan, dan padusan. Baginya yang seperti itu tidak ada dalil yang mewajibkannya sehingga anggapan tentang tradisi bagi Dahlan dinilai salah kaprah. Sejak kecil Dahlan hidup dalam lingkungan pesantren yang membekalinya pengetahuan tentang agama dan bahasa Arab sehingga pada usia lima belas tahun beliau sudah menunaikan ibadah haji yang selanjutnya menuntut ilmu agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun. Bekal ilmu yang didapatnya selama di Makkah, membuatnya semakin intens dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam dunia Islam. Adanya interaksi dengan pembaharu tokoh-tokoh Islam, berpen

Cerita Anekdot : Ego Pemimpin

Di suatu negara, ada sebuah penduduk yang terbagi menjadi 2 bagian. Apa yang dimaksud? 2 bagian ini adalah bagian barat dan bagian timur. Di bagian barat, penduduk sudah mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan, di bagian timur, penduduk belum mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Suatu saat, negara tersebut sedang dipimimpin seseorang yang mementingkan kepentingan pribadi. Penduduk sebenarnya bingung, karena tidak ada musyawarah atau voting namun ada pemimpin yang dipilih secara aklamasi oleh pemimpin lama. Dan terjadilah perubahan dahsyat. Pemimpin itu merubah sistem kenegaraan dan membuat Undang – Undang sendiri. Karena pemimpin ini terlahir di wilayah bagian Barat di dalam perubahannya, pemimpin tersebut menguntungkan penduduk yang tinggal di bagian Barat. Dia sosok pemimpin yang acuh dan tidak mau mendengarkan kritikan dari penduduknya. Dia mempunyai prinsip, “ akulah pemimpin yang pandai, paling benar dan semua tindakanku tidak pernah salah “. Di