“ Tuhan, kenapa dengan
aku ini? Sepertinya aku tidak pernah punya masalah dengan BK dan aku juga tidak
ada catatan pelanggaran di buku BK tapi kenapa aku masuk di kelas seperti ini? “
itulah yang selalu ku ungkapkan kepada Tuhan.
Saat
itu hari pertama sampai hari ketiga aku membantu jalannya MOS di SMPku. Ku lihat,
namaku tertera di kelas 8 G. Aku terkejut melihat teman – teman sekelasku,
dominan mereka anak – anak yang kontra dengan sekolahan, sehingga kelasku ini
di pantau oleh semua guru SMP. Tidak hanya guru saja, kepala sekolah pun turun
tangan dalam hal ini. Ketika pertama kali aku masuk kelas, kata kata kotor dan
kelas yang berantakan itu mewarnai kelas 8G ini. Aku di sambut oleh teman –
teman dengan kata – kata yang sebenarnya jika aku masukan hati membuatku menangis,
dan putus asa. Tapi aku yakin, bahwa Tuhan itu akan membuat rencana yang lebih
baik.
Banyak
hal – hal yang sampai saat ini tidak bisa di lupakan. Ketika pembelajaran,
pasti ada yang masih di kantin, ada yang bolos. Dan bukan hanya itu saja,
ketika guru menerangkan ada yang ngrumpi, ada yang sisiran, lalu ada pula yang
tiduran di lantai. Kalau seperti ini, seperti anak TK saja.
Namun
dampak dari diriku ini masuk di kelas 8G, aku menjadi rajin, mandiri,
bertanggung jawab, dsb. Dari dampak itu, di kelas 8G aku di juluki oleh guru –
guru pengampu kelasku adalah “ BERLIAN “. Mengapa? Kata salah satu guru yang
menjuluki itu, aku adalah orang yang tidak terpengaruh oleh sekitarnya. Walau 1
tahun aku di kelas macam itu, dan mayoritas teman – temanku ada yang
orangtuanya broken home, pecandu narkoba dan perokok. Tapi aku tidak terayu
oleh hal – hal seperti itu. Aku senang, bahwa Tuhan menempatkanku dikelas
seperti itu. Dari kelas itu, walau tadinya aku tak tahan, tapi aku mencoba
berdapatasi dan mereka mengenalku semakin dalam dan menerima diriku apa adanya,
serta dengan kepercayaan mereka kepadaku, banyak dari mereka yang curhat
kepadaku tentang masalah keluarganya, percintaannya, pergaulannya. Dan itu
memberikanku suatu pelajaran yang tidak akan pernah hilang.
Semoga
dari cerita pendekku ini dapat menginspirasi pembaca, bahwasanya hal yang buruk
bagi kita, itu akan berakhir baik untuk kita. Jangan lihat sebelah mata, tapi
nanti kita lihat hasil akhirnya.
Komentar
Posting Komentar