Langsung ke konten utama

Cinta meninggal, Alam gila

" Hai Cinta, sudah lama kita tak bertemu. Bagaimana kabarmu? "
" Apakah kamu Alam? Iya. Kabarku seperti yang kau lihat. Kamu sendiri bagaimana? "
" Iya. Aku Alam. Aku juga baik. Oh iya, bagaimana kuliahmu? Sudah selesai? "
" Belum. Memangnya kenapa? "
" Apakah kau ingat? Terakhir kita bertemu di Stasiun. Kau mengatakan sesuatu padaku kan? "

Tiba - tiba jantung Cinta terasa sakit dan nafasnya mulai tak beraturan.

" Cinta.. kamu kenapa? "

Belum sempat cinta menjawab ia sudah pingsan dan segera Alam membawanya ke rumah sakit.

" Alam.. "
" Bagaimana cinta, kau sudah siuman? Kau sudah lama tak sadarkan diri sampai 3 hari "
" Alam.. Maafkan aku.. Aku tak bisa menemanimu untuk bersama - sama."
" Cinta, kamu itu ngomong apa? Jangan begitu. "
" Maafkan aku Alam, aku sudah lelah menghadapi hidup ini "
" Jangan begitu. Ayo kita sama - sama hadapi. Aku mencintaimu dengan tulus. Hanya kamu yang ku mau "
" Alam.... "

Tak disangka , belum selesai ia mengatakan isi hatinya pada Alam, tiba - tib tubuhnya kejang - kejang. Situasi menjadi panik. Alam hanya berharap terbaik untuk Cinta.

Tak lama kemudian, Alam melihat suster membawa seseorang terbaring di kasur dan tertutup kain putih keluar dari ruang Cinta . Alam pun terkejut dan dilanjutkan dengan mengeluhkan air mata. Ia memberanikan diri untuk melihat wajah orang itu. Ternyata orang itu adalah Cinta. Alam hanya menangis dan menangis. Karena didalam pikirannya hanyalah Cinta dan tidak lama dari kematian Cinta, Alam menjadi gila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS PUISI " SEPISAUPI "

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEPISAUPI Sepisau luka sepisau duri Sepikul desa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau nyanyi Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikan sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri sekeranjang diri Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisau sepisaupi Sampai pisaunya ke dalam nyanyi Oleh : Sutardji Calzoum Bahri A.     Analisis Puisi “ SEPISAUPI “.   Pendahuluan Sastra dengan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990: 218). Bahasa sebagai sistem tanda primer dan sastra dianggap sebagai sistem tanda sekunder menurut istilah Lotman (dalam Teeuw, 1984: 99). Bahasa sebagai sistem tanda primer membentuk model dunia bagi pemakainya, yakni sebagai model yang pada prinsipnya digunakan untuk mewujudkan konseptual manusia di dalam menafsirkan segala sesuatu baik di dalam maupun di luar dirinya. Selanjutnya,

Sinopsis Novel Sang Pencerah

Ahmad Dahlan adalah seorang pendiri organisasi Muhammadiyah yang penuh dengan tantangan dalam mengembangkan dan mengajarkan Agama Islam. Banyak dari pemikirannya yang ditentang keras oleh keluarga, kerabat, dan lingkungan masyarakat Kauman. Sejak kecil Dahlan memiliki pemikiran modern yang berbeda dengan saudaranya mengenai tradisi yang mengaitkan agama yang tidak masuk akal, seperti yasinan,  ruwatan, dan padusan. Baginya yang seperti itu tidak ada dalil yang mewajibkannya sehingga anggapan tentang tradisi bagi Dahlan dinilai salah kaprah. Sejak kecil Dahlan hidup dalam lingkungan pesantren yang membekalinya pengetahuan tentang agama dan bahasa Arab sehingga pada usia lima belas tahun beliau sudah menunaikan ibadah haji yang selanjutnya menuntut ilmu agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun. Bekal ilmu yang didapatnya selama di Makkah, membuatnya semakin intens dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam dunia Islam. Adanya interaksi dengan pembaharu tokoh-tokoh Islam, berpen

Cerita Anekdot : Ego Pemimpin

Di suatu negara, ada sebuah penduduk yang terbagi menjadi 2 bagian. Apa yang dimaksud? 2 bagian ini adalah bagian barat dan bagian timur. Di bagian barat, penduduk sudah mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan, di bagian timur, penduduk belum mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Suatu saat, negara tersebut sedang dipimimpin seseorang yang mementingkan kepentingan pribadi. Penduduk sebenarnya bingung, karena tidak ada musyawarah atau voting namun ada pemimpin yang dipilih secara aklamasi oleh pemimpin lama. Dan terjadilah perubahan dahsyat. Pemimpin itu merubah sistem kenegaraan dan membuat Undang – Undang sendiri. Karena pemimpin ini terlahir di wilayah bagian Barat di dalam perubahannya, pemimpin tersebut menguntungkan penduduk yang tinggal di bagian Barat. Dia sosok pemimpin yang acuh dan tidak mau mendengarkan kritikan dari penduduknya. Dia mempunyai prinsip, “ akulah pemimpin yang pandai, paling benar dan semua tindakanku tidak pernah salah “. Di