Ibuku melahirkanku usia 38
tahun. Sebenarnya kata dokter, usia 35 tahun keatas sudah tidak boleh
melahirkan lagi. Karena sudah lansia dan takutnya akan terjadi sesuatu hal yang
tidak di inginkan. Akhirnya, dokterpun menyarankan agar janin ini digugurkan.
Ketika itu, saat kandungan
berusia 2 bulan, ibuku menuju ke sebuah dukun anak dengan niat mengugurkan
kandungannya. Ditengah perjalanan, ibuku bimbang dan bertanya – tanya dalam
hati pada Tuhan, “ Ya Tuhan, apa yang harusku perbuat? Apakah aku harus melakukan
saran dokter atau aku harus tetap merawat jabang bayi ini? “.
Selanjutnya, karena hampir
sampai di dukun anak, ibuku segera turun dari angkutan umum dan memulai berjalan
menyusuri jalan setapak yang penuh dengan kubangan air. Tak kuasa, air mata
menetes dan membasahi pipi. Namun tiba – tiba, di samping rumah dukun anak itu,
ada seekor anjing yang sudah menatap ibuku dari kejauhan. Tak ada rasa cemas
dan takut melewati anjing itu, tapi, anjing itu bangun dan berlari menghampiri
ibuku. Kemudian, ibuku takut dan melarikan diri dari anjing itu. Tak sadar,
anjing itu hanya mengejar ibuku sampai di depan gang. Seakan – akan, anjing itu
tahu apa niat kedatangan ibuku ke dukun anak dan berusaha melarangnya.
Akhirnya, niat untuk
menggugurkan janin ini tidak jadi. Dan dari situlah ibuku berserah pada Tuhan
untuk keslamatannya saat melahirkan dan keslamatan bayi yang dikandung.
Singkat cerita, usia
kandungan sudah 9 tahun. Di tengah aktivitas ibuku memasak di dapur, tiba –
tiba rasanya ingin melahirkan. Lalu ayah membawa ibuku ke dukun anak untuk
membantu proses persalinan. Ternyata dukun anak itu berkata, “ Ini belum
saatnya melahirkan, kemungkinan 1 minggu lagi “. Akhirnya, ayah dan ibu pulang
ke rumah dan ibu kembali melanjutkan
aktivitasnya. Setelah 15 menit, rasa ingin melahirkan kembali lagi, dan ibuku
meminta kakak iparnya menuntunnya kedalam kamar dan meminta kakakku
memberitahukan pada ayah untuk memanggil dukun anak.
Seiring ayah menjemput dukun
anak, ibuku tanpa harus berusaha keras melahirkanku, aku keluar sendiri yang
ditandai dengan tangisan pertama kalinya. Sungguh luar biasa anugerah Tuhan.
Ternyata, Tuhan mengabulkan permohonan ibuku. Setelah aku keluar dan menangis,
dukun anak pun segera menuju kamar dan membersihkanku.
Ibuku sangat bersyukur pada Tuhan,
karena ibuku melahirkan dengan selamat dan aku dapat selamat juga dalam proses
persalinan.
Komentar
Posting Komentar