" Dia selalu tersenyum padaku. "
" Hahaha.. Mungkin dia gila "
" Kamu yang gila. Kalau dia gila, kenapa masih bisa sekolah, tahu jalan kembali kerumah dan berprestasi "
" Itu, gilanya orang tahun 2015 "
" Terserah. Aku berfikir dia suka padaku "..
Siang itulah, Faris dan Irvan berdebat tentang perilaku Bella pada Irvan.
Pulang sekolah, Irvan tidak seperti biasanya. Ia duduk di taman menunggu seseorang. Setelah 10 menit menunggu, Irvan pun menemui seseorang yang sudah ditunggunya. Dialah Bella. Karena rumah Bella berdekatan dengan rumah Irvan, akhirnya ia mengajak untuk pulang bersama.
Walaupun Bella adalah warga baru di daerah Irvan, tapi ia mudah beradaptasi dengan sekitarnya.
Dari keuntungan rumah Bella dekat dengan rumah Irvan, anaknya ramah dan baik. Ia selalu saja di dalam sekolahan atau diluar sekolahan selalu bersama bagaikan sepasang sandal. Suatu saat yang tepat, Irvan mencoba menyatakan perasaannya pada Bella. Tapi Bella memberikan respon yang tak di sangka oleh Irvan.
" Aku mau menerimamu "
Perasaan Irvan sangat bahagia mendengar kalimat itu keluar dari mulut manis Bella. Lalu Bella melanjutkan kalimatnya,
" Tapi menerimamu sebagai sahabat yang saling menyayangi, bukan sebagai pacar atau lebih. Maaf ya "
Irvan yang tadinya bahagia, menjadi sedih. Yang tadi wajahnya bersemangat dan senang, enjadi lesu dan muram. Seakan - akan, Irvan baru saja dipeluk kemudian ditusuk dengan belati.
" Bella. Apa maksudmu? Kamu membuat aku kecewa "
" Maafkan aku van, aku hanya berfikir kita adalah sahabat. Aku mengangapmu sebagai sahabat, tak lebih dari itu "
" Jika kamu anggap aku sahabat, kenapa kau selalu saja senyum padaku apabila bertemu. Dan senyum itu tergambar kamu suka padaku "
" Irvan, aku senyum padamu adalah hal yang wajar. Itu hanya ilusimu sendiri. "
" Ah! Sudahlah. Aku pulang dulu. "
" Irvan maafkan aku! Aku tak bermaksud melukai perasaanmu "
" Tidak apa - apa. Anggap saja aku bercanda "
Irvan pergi meninggalkan Bella dengan perasaan amarah.
Komentar
Posting Komentar