Kehidupan yang sedang kita alami ini bukanlah sebuah pilihan maupun uraian. Banyak orang bertanya, " Hei! Kalian hidup ingin senang atau ingin susah? ", dan hanya ada satu jawaban sesuai dengan pilihan kita. Jika hidup kita hanya memilih dan memilih saja, di mana nilai proses itu. Memang memilih juga berat, karena tidak sembarangan kita juga memilih. Tetapi yang belum kita sadari, bahwa hidup juga uraian proses dari pilihan kita. Jika kita memilih hidup untuk bahagia, uraian dari pilihan itu adalah apa yang membuat kita bahagia, siapa yang membuat kita bahagia, kapan kita bahagia, mengapa kita memilih bahagia, bagaimana kita tetap bahagia dan lain sebagainya. Hal - hal tersebut tidak dapat diisikan dengan pilihan, tapi diisikan dengan uraian. Sehingga, hidup bukanlah pilihan atau uraian. Namun hidup itu sebuah pilihan yang mana pilihan itu akan dipenuhi dengan uraian yang menjadikan pengalamam hidup kita.
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEPISAUPI Sepisau luka sepisau duri Sepikul desa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau nyanyi Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikan sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri sekeranjang diri Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisau sepisaupi Sampai pisaunya ke dalam nyanyi Oleh : Sutardji Calzoum Bahri A. Analisis Puisi “ SEPISAUPI “. Pendahuluan Sastra dengan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990: 218). Bahasa sebagai sistem tanda primer dan sastra dianggap sebagai sistem tanda sekunder menurut istilah Lotman (dalam Teeuw, 1984: 99). Bahasa sebagai sistem tanda primer membentuk model dunia bagi pemakainya, yakni sebagai model yang pada prinsipnya digunakan untuk mewujudkan konseptual manusia di dalam menafsirkan segala sesuatu baik di dalam maupun di luar dirinya. Selanjutnya,
Komentar
Posting Komentar