Langsung ke konten utama

Bebaskan Jiwaku



         Sepi, suram dan remang adalah isi rumahku. Di sekitar rumah, hanya ada hiasan batu yang berdiri dan terhias oleh bunga yang bertaburan di tengah 2 batu itu. Aku sendiri tak di sekolahkan, hanya membantu kakek mencari batang pohon dan membantu nenek memasak di dapur. Karena usia mereka bertambah tua, di usiaku yang ke 7 tahun mereka menutup mata selamanya. Lalu aku di kirimkan ke panti asuhan.

        Setelah aku tinggal di panti asuhan, aku di adopsi oleh orang tua baruku. Ketika 1 minggu di rumah orang tua baru, aku di sambut baik dan di perhatikan terus. Namun setelah itu aku di perlakukan seperti pembantu dan hanya di beri makan 1 kali. Aku harus bekerja dari jam 4 pagi sampai nanti selesai jam 8 malam. Itu ku lakukan sampai usiaku 13 tahun. Kini aku merasa muak dan ingin lari dari rumah penjara ini. Aku tidak bisa hidup di tengah aturan yang terlalu ketat. Aku tidak pernah merasakan di perhatikan, di sayang lagi. Aku rindu kakek & nenek.
         
       Ketika subuh, aku berpura – pura membuang sampah di luar rumah. Hal ini aku manfaatkan untuk melarikan diri dan aku berhasil. Aku berlari terus untuk kembali ke panti asuhan. Oh Tuhan, aku lelah hidup di tengah keluarga seperti itu. Namun, ketika aku hampir sampai di panti asuhan. Aku tertabrak oleh bus kota dan aku mengalami gegar otak. Dengan hal itu, orang tua asuhku merawatku dan memberi kasih sayangnya. Ayah dan ibu angkatku meminta maaf kepadaku. Tanpa mereka meminta maaf pun, aku sudah memaafkannya. Tampak dari jendela kamar ICU kakek dan nenek tersenyum padaku. Sampai akhirnya, aku sembuh total, aku kembali ke rumah itu dan aku rasakan kebahagiaan bersama keluarga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS PUISI " SEPISAUPI "

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEPISAUPI Sepisau luka sepisau duri Sepikul desa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau nyanyi Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikan sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri sekeranjang diri Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisau sepisaupi Sampai pisaunya ke dalam nyanyi Oleh : Sutardji Calzoum Bahri A.     Analisis Puisi “ SEPISAUPI “.   Pendahuluan Sastra dengan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990: 218). Bahasa sebagai sistem tanda primer dan sastra dianggap sebagai sistem tanda sekunder menurut istilah Lotman (dalam Teeuw, 1984: 99). Bahasa sebagai sistem tanda primer membentuk model dunia bagi pemakainya, yakni sebagai model yang pada prinsipnya digunakan untuk mewujudkan konseptual manusia di dalam menafsirkan segala sesuatu baik di dalam maupun di luar dirinya. Selanjutnya,

Sinopsis Novel Sang Pencerah

Ahmad Dahlan adalah seorang pendiri organisasi Muhammadiyah yang penuh dengan tantangan dalam mengembangkan dan mengajarkan Agama Islam. Banyak dari pemikirannya yang ditentang keras oleh keluarga, kerabat, dan lingkungan masyarakat Kauman. Sejak kecil Dahlan memiliki pemikiran modern yang berbeda dengan saudaranya mengenai tradisi yang mengaitkan agama yang tidak masuk akal, seperti yasinan,  ruwatan, dan padusan. Baginya yang seperti itu tidak ada dalil yang mewajibkannya sehingga anggapan tentang tradisi bagi Dahlan dinilai salah kaprah. Sejak kecil Dahlan hidup dalam lingkungan pesantren yang membekalinya pengetahuan tentang agama dan bahasa Arab sehingga pada usia lima belas tahun beliau sudah menunaikan ibadah haji yang selanjutnya menuntut ilmu agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun. Bekal ilmu yang didapatnya selama di Makkah, membuatnya semakin intens dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam dunia Islam. Adanya interaksi dengan pembaharu tokoh-tokoh Islam, berpen

Cerita Anekdot : Ego Pemimpin

Di suatu negara, ada sebuah penduduk yang terbagi menjadi 2 bagian. Apa yang dimaksud? 2 bagian ini adalah bagian barat dan bagian timur. Di bagian barat, penduduk sudah mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan, di bagian timur, penduduk belum mengalami dan mengikuti perkembangan zaman. Suatu saat, negara tersebut sedang dipimimpin seseorang yang mementingkan kepentingan pribadi. Penduduk sebenarnya bingung, karena tidak ada musyawarah atau voting namun ada pemimpin yang dipilih secara aklamasi oleh pemimpin lama. Dan terjadilah perubahan dahsyat. Pemimpin itu merubah sistem kenegaraan dan membuat Undang – Undang sendiri. Karena pemimpin ini terlahir di wilayah bagian Barat di dalam perubahannya, pemimpin tersebut menguntungkan penduduk yang tinggal di bagian Barat. Dia sosok pemimpin yang acuh dan tidak mau mendengarkan kritikan dari penduduknya. Dia mempunyai prinsip, “ akulah pemimpin yang pandai, paling benar dan semua tindakanku tidak pernah salah “. Di